Jannah menaikkan sudut bibirnya, memberikan senyum singkat tanpa mengeluarkan perkataan apa pun.Naila mendengus kasar, kemudian menoleh ke layar ponselnya lalu ke arah Jannah yang tampak semakin rapuh. “Lihat itu! Mereka tampak bahagia… dengan Bella di sampingnya, seolah-olah kamu ini nggak pernah ada! Alfie, anakmu sendiri, bahkan bilang dia nggak tahu di mana ibunya. Sakit nggak dengarnya, hah?!”Air mata Jannah akhirnya jatuh tanpa bisa ditahan. Bahunya bergetar hebat, dan ia menutup wajah dengan kedua tangannya. Tentu saja perih!Naila menarik napas panjang, mencoba meredakan emosinya. “Kamu harus sadar, Jan. Kamu nggak bisa terus terjebak di sini, menunggu belas kasihan Deon atau Kakek Robert. Mereka udah menempatkan Bella di posisi yang seharusnya jadi punyamu. Kalau kamu bertahan, kamu bakal hancur sendiri.”Jannah menggigit bibirnya, menahan isak. Dalam hatinya, seribu rasa bercampur jadi satu, ada sakit, marah, dan
Terakhir Diperbarui : 2025-09-04 Baca selengkapnya