Begitu pintu utama dibuka, pandangannya langsung tertuju pada ruang tengah.Di sana, Jannah masih berada di atas matras yoga. Wajahnya sedikit memerah, tubuhnya berkeringat, napasnya terengah-engah usai sesi olahraga barusan. Rambutnya tergerai lepas, sebagian menempel pada pelipis karena keringat. Pemandangan itu memukul kesadaran Deon dengan dua rasa sekaligus: rindu dan cemburu.Tanpa berkata sepatah kata pun, Deon melangkah cepat.“Deon—” Dokter Afgan segera berdiri, namun sebelum ia sempat mendekat, tatapan Deon menembusnya dingin. Tatapan itu penuh ancaman dan… kepemilikan.“Kamu cukup sampai sini, Dokter,” ucap Deon pelan, tapi tegas.Afgan ingin membuka suara lagi, tapi Dokter Amelia lebih cepat menahan lengannya. “Biarkan saja dulu,” bisiknya, merasakan hawa panas di sekitar Deon.Naila, yang memegang handuk bersih untuk Jannah, hendak maju namun langkahnya juga terhenti begitu Deon m
Last Updated : 2025-08-26 Read more