“Ini puding buatan kamu, Zea?” Ayah Irawan bertanya dengan mulut penuh puding.“Iya Yah, cake ini juga buatan Zea … bagaimana rasanya, Yah?” Alzea menunjuk cake yang tersaji di atas meja.“Enak, kamu pandai buat puding dan kue seperti bunda kamu.” Alzea hanya tersenyum menanggapi ucapan sang ayah dan dengan sabar menyuapi ayah Irawan hingga puding di atas piring kecil di tangannya habis tak bersisa.“Obat Ayah di mana? Zea ambilkan, ya!” Alzea bangkit dari kursi.“Di kamar, ada di meja rias ibu tiri kamu.” Alzea pergi ke kamar ayah Irawan dan kembali setelah menemukan obat untuk beliau.Dengan sabar Alzea membantu Irawan minum obat, kesehatan beliau sepertinya tidak membaik kalau dilihat dari kondisi tubuhnya yang semakin melemah.“Zea bantu Ayah ke kamar ya biar Ayah bisa istirahat.” “Terimakasih Zea.” Irawan menatap Alzea dengan mata berkaca-kaca.“Kok bilang makasih, Yah? Kan Zea putri Ayah, ini kewajiban Zea sebagai anak merawat Ayahnya yang sedang sakit.” Rasanya Irawan ingin
Terakhir Diperbarui : 2025-08-14 Baca selengkapnya