“Hallo Zea … Apakabar menantu Papa tersayang.” Prabu menjawab hangat panggilan telepon dari Alzea.“Baik, Pa … Papa Apakabar?” “Baik donk, soalnya menantu Papa telepon.” Prabu menjawab dengan suara beratnya yang ramah.“Pa … maafin Zea ya.” Prabu tidak langsung menyahut, dia tercenung beberapa saat karena perasaannya tidak enak mendengar kalimat permintaan maaf dari Alzea.“Pa … Zea mau bercerai dari El.”Satu kalimat itu mampu membuat jantung Prabu berdetak kencang sampai terasa nyeri sehingga dia haris menekan telapak tangannya di sana.Suara napas memburu Prabu membuat Alzea panik.“Pa … Papa enggak kenapa-kenapa, kan?” “Tunggu Papa di sana Zea, Papa ke sana sekarang.” Sambungan telepon terputus. Alzea jadi tidak enak hati, tapi dia harus melakukan ini demi kebahagiaan Elzio.Dan benar saja, Prabu datang saat jam menunjukkan pukul sembilan malam.Alzea sudah terlelap dalam pelukan Elzio, pria itu terpaksa bangun membukakan pintu untuk Prabu.Plak!Satu tamparan mendarat di pipi
Last Updated : 2025-08-16 Read more