Semua Bab Semanis Coklat Di Dalam Kotak: Bab 81 - Bab 90

Elzio menatap monitor yang tergantung di dinding penuh takjub, putra dan putrinya tampak bergerak dengan detak jantung sehat yang terdengar kuat.Kepala dan kedua tangan juga kaki mereka sudah terlihat jelas, Elzio masih belum percaya kalau yang ada di dalam perut Alzea adalah darah dagingnya, penerusnya.Dokter masih menggerakan alat USG di perut Alzea sembari menjelaskan tentang yang terpampang di monitor tapi hanya Alzea yang mendengarkan karena Elzio masih tertakjub-takjub memaku tatap layar monitor.Alzea meraih tangan Elzio membuat pria itu menoleh menatapnya lalu tersenyum, sejenis senyum penuh sukacita yang jarang sekali pria itu perlihatkan.Elzio yang biasanya dingin dan ketus sekarang terlihat manusiawi sekali, matanya berkaca-kaca penuh haru.Elzio pikir dia tidak akan pernah menikah seumur hidupnya karena sudah tidak percaya dengan yang namanya cinta tapi sang papa malah memaksanya menikah dengan Alzea.Entah bagaimana cara Alzea sampai bisa membuat Elzio kembali bisa mem

Elzio bersikap defensif saat melakukan meeting dengan Thomas tapi Thomas bersikap sebaliknya.Pria itu cukup ramah dan terbuka apalagi setelah mereka selesai membahas sebuah kerjasama bisnis.Dengan tawaran keuntungan yang sangat menggiurkan dari Thomas tentu Elzio tidak bisa menolak tapi dia juga tidak langsung menjawab apakah mereka akan melanjutkan pembicaraan bisnis ini menjadi sebuah kontrak kerjasama bisnis.Elzio meminta waktu untuk membicarakannya dengan tim dalam perusahaan apakah mereka sanggup memenuhi kebutuhan perusahaan Thomas.Thomas mengerti dan memberi Elzio waktu seminggu dalam mengolah semua yang mereka bicarakan dalam meeting hari ini agar bisa mengambil keputusan yang tepat.Dan kini mereka sedang makan siang sebagai penutup meeting tersebut.“Saya pikir, Anda akan menikahi Angela setelah saya menceraikan Angela tapi nyatanya Anda malah menikah dengan wanita lain,” celetuk Thomas di sela makan siang.Seketika Elzio terpekur mencerna ucapan Thomas, ada gemuruh terc

Dia berlarian melintasi loby setelah turun dari mobil yang berhenti sempurna di depan pintu loby gedung Penthouse.Ingin segera mencapai unit Penthouse-nya menemui sang istri yang dia harap sabar menunggu.Elzio terus berlari menyusuri lorong setelah pintu lift terbuka.Dia menekan pascode di sisi bingkai pintu utama Penthouse.“Aaaaaaal …,” teriaknya memanggil Alzea sembari berlari menuju kamar saat dirinya berhasil masuk.“Eeeel … kenapa harus teriak-teriak?” tegur Alzea lembut.Istri cantiknya itu masih duduk di tempat yang sama saat Elzio tinggal tadi dengan kondisi televisi menyala.Pria itu menanggalkan jas lalu membuka kancing kemeja, melepas gesper dan menarik turun resleting celana.Elzio merangkak naik ke atas ranjang hanya menggunakan boxer saja.Dia memeluk Alzea dari samping menghujani pipi dan leher Alzea dengan kecupan. “Eeeeel … geliiii …,” protes Alzea mengerang disela tawa.Elzio bernapas lega, menegakan punggung bersandar pada headboard lantas membawa kepala Alzea

Saat tadi Elzio berteriak dari ujung panggilan telepon yang meminta agar Alzea memuntahkan puding yang tengah dia makan, Alzea langsung memuntahkan tanpa bertanya dan setelahnya tenggorokan Alzea terasa perih, perutnya mual yang mengakibatnya dia tidak berhenti muntah-muntah di toilet ruang televisi.Bayangkan bagaimana paniknya Elzio, dia berlari di sepanjang loby untuk masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir eksclusive di depan sana.Melihat Elzio dan Arman berlarian mendekat, sang driver bersiap menyalakan mobil.“Antar saya ke rumah! Cepat!” Elzio berseru setelah masuk ke dalam mobil dengan membanting pintu.Detik berikutnya driver menginjak pedal gas dalam membawa mobil keluar dari pelataran gedung pencakar langit tersebut.Beruntung tidak ada antrian kendaraan di jalanan sehingga mobil mewah berwarna hitam itu tanpa hambatan bisa dengan cepat sampai di gedung Penthouse.Bersamaan dengan mobil Elzio tiba di sana, ambulance datang dengan suara sirineunya yang memekakan telinga.

“Tadi pagi ada pergantian shift … dijadwalkan akan ada perawat baru di ruang bayi untuk menggantikan perawat yang cuti melahirkan … perawat senior yang seharusnya berjaga di ruang bayi bersama dengan perawat baru kebetulan datang terlambat dan pada saat dia tiba di ruang bayi, tidak ada yang menjaga di sana … begitu perawat itu mengecek ranjang bayi, salah satu bayi Anda tidak ada … dia langsung mengkonfirmasi kepada yang lain dan begitu melihat rekaman CCTV … ternyata bayi Anda dibawa oleh perawat baru tersebut ….” Pria bernama Gilbert menjeda kalimatnya agar Prabu dan Elzio dapat mencerna informasi yang dia berikan.“Apa?!” Prabu dan Elzio kompak berseru panik.Elzio sudah curiga sewaktu dia dipanggil ke ruangan petinggi rumah sakit ini, pasti ada sesuatu yang buruk terjadi.Dan seakan Alzea yang tengah terbaring di ICU belum cukup menyiksa Elzio, Tuhan masih menghukum Elzio dengan hilangnya salah satu anak mereka.“Anak Tuan yang berjenis kelamin laki-laki yang diculik oleh wanita