Setibanya di Bandara, suasana begitu ramai. Suara pengumuman keberangkatan bercampur dengan langkah kaki para penumpang yang bergegas. Rafi bahkan belum sempat memarkir mobilnya dengan benar. Ia langsung turun, berlari menembus kerumunan orang, matanya liar mencari satu sosok yang sangat ia kenal.“Marsha! Tunggu dulu! Tunggu!” teriaknya keras. Nafasnya terengah, kemejanya sudah sedikit kusut, rambutnya acak-acakan tertiup angin dari arah terminal keberangkatan.Marsha menoleh cepat, wajahnya dingin. Ia mengenakan kacamata hitam dan tas kecil di pundak. Namun sebelum ia sempat melangkah lebih jauh, Rafi berhasil meraih tangannya dan menahannya kuat.“Apa?” tanyanya ketus tanpa menatap.Rafi menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya. “Maaf, aku salah. Maafin aku, Sya,” katanya lembut, suaranya bergetar penuh penyesalan.Marsha berusaha menepis genggaman itu, tapi Rafi menahan semakin erat. “Lepasin!” bentaknya, menatap tajam deng
Last Updated : 2025-11-06 Read more