Malam itu, Aruna merasa seolah dua luka yang berbeda sedang menyeretnya ke jurang yang sama: peringatan Clara yang terus bergema di telinganya, dan langkah kaki Leonardi yang semakin mendekat. Ia tahu—sesuatu akan pecah malam ini. Pertanyaannya hanya satu: dirinya, atau hubungan mereka?Udara malam merayap masuk lewat celah jendela apartemen, dingin dan sunyi, tapi justru membuat dada Aruna semakin sesak. Ranjang luas di belakangnya tampak dingin dan asing. Ia duduk memeluk lutut di tepi ranjang, bahunya gemetar, matanya kosong. Seperti tubuh yang ada di sana hanyalah wadah, sementara jiwanya sudah tercecer entah di mana.Di kepalanya, suara Clara terus bergaung—“Kalau kau tetap di sisinya, kau akan mati.” Kata-kata itu berputar, berbaur dengan potongan kenangan lama yang selama ini ia kunci rapat. Kunci itu kini hancur, dan semua luka berhamburan keluar, melukai dirinya lagi.Saat itulah, langkah kaki berat terdengar di lorong. Teratur, mantap, seolah membawa badai yang tak mungkin d
Terakhir Diperbarui : 2025-07-16 Baca selengkapnya