Keesokan harinya, fajar menyingsing, membawa cahaya keemasan yang menembus jendela kamar Feng Longwei. Ia terbangun dari tidur singkatnya. Karena tinggal seorang diri di Paviliun Bulu Ilahi, tanpa ada pelayan, ia harus melakukan banyak hal sendiri. Ia membersihkan diri, menyiapkan teh hangat, dan melakukan ritual pagi harinya yang kini dipenuhi dengan latihan kultivasi singkat.Saat Feng Longwei tengah menikmati teh hangat di depan kediamannya, di halaman belakang yang sunyi, ia bisa mendengar keributan datang dari arah luar gerbang. Suara benturan keras, langkah-langkah kaki yang tergesa, dan bisikan-bisikan marah semakin mendekat. Namun, ekspresinya tetap acuh tak acuh, seolah ia sudah tahu apa yang akan terjadi. Ia meneguk tehnya dengan tenang, matanya menatap langit, menunggu drama yang akan segera dimulai."Feng Longwei! Keluar kau!" Sebuah seruan memekakkan telinga terdengar, mengoyak ketenangan pagi. Suara itu disusul oleh benturan keras, dan gerbang kayu Paviliun Bulu Ilahi
Last Updated : 2025-08-12 Read more