Kenna menatapnya, mata mereka bertemu. Dalam tatapan itu, tak ada lagi sisa manis kenangan masa lalu, hanya luka yang menganga. Jantungnya berdegup keras, seperti hendak meledak.Kenna menarik napas dalam-dalam, suaranya gemetar tetapi jelas. "Aku mau ,... kita cerai, Mas."Barel seketika mundur selangkah, llau menatap Kenna tajam."Kamu milikku, Kenna. Aku tidak peduli apa yang kamu rasakan, aku tidak peduli apa yang kamu pikirkan. Kamu tetap istriku, dan aku tidak akan melepaskanmu.""Lepaskan aku, Barel," desis Kenna, mencoba menarik lengannya. "Kamu nggak bisa memaksakan kehendakmu padaku.""Terserah kamu mau bilang apa," balas Barel, melepaskan genggamannya dengan kasar. "Tapi aku tidak akan membiarkanmu pergi. Kamu mau benci aku, mau marah, terserah. Kamu tetap istriku."Kenna menatapnya dengan mata berkilat. "Kita sudah selesai, Barel, apa yang kamu inginkan dariku?"Barel tertawa kecil, tetapi tidak ada humor dalam tawanya. "Selesai? Kamu pikir kamu bisa meninggalkanku begitu
Terakhir Diperbarui : 2025-08-27 Baca selengkapnya