Pukul sebelas menjelang makan siang, Laura menuang kopi ke dalam gelas kertas. Aroma pekatnya langsung memenuhi ruang pantry kantor yang dingin oleh AC. Uap panas mengepul, menabrak wajahnya, membuatnya sedikit memejamkan mata. Kirana masuk sambil membawa kantung teh, langkahnya ringan tapi ada semacam aura ingin tahu yang tak bisa ditutupi. Ia langsung menyodorkan kantung teh itu ke dalam cangkir putihnya, lalu menatap Laura dari sudut mata. “Aku lihat kamu barengan Max tadi, keluar dari ruangannya. Sering banget belakangan ini, ya?” bisik Kirana, nadanya menusuk seperti jarum halus yang diselipkan di balik senyum ramah. Laura tersedak kecil, hampir saja menumpahkan kopi yang baru saja ia tuang. “Nggak juga. Dia cuma atasan.” Kirana menatapnya tajam, matanya berkilat seperti sedang menilai kebohongan. “Kamu tahu, kan, Max itu terkenal licik dalam urusan wanita?” Laura tersenyum tipis, berusaha menepis hawa tidak nyaman yang mulai menyelimuti. “Aku tahu siapa dia.” “Tapi ka
Last Updated : 2025-08-09 Read more