“Iya, Ma. Ada apa?” tanya Chris tak semangat. Laura diam. Ia tidak bisa mendengar percakapan, tapi melihat ekspresi wajah Chris yang berubah sedikit tegang. Chris menunduk. Tangan kirinya masuk ke saku celana, sementara tangan kanan memegang ponsel erat di telinga. Nada bicaranya mulai terdengar meninggi, meski tidak sampai berteriak. “Iya, aku tahu. Tapi kan aku sudah kirim uang kemarin.” Laura menatap Chris cemas. Ia tidak bermaksud mencuri dengar, tapi suara pria itu mulai tidak bisa dihindari. “Baiklah... baiklah... aku akan ke sana nanti sore. Tapi sekarang aku ada urusan penting, Ma.” Hening beberapa detik. Chris menunduk lebih dalam, lalu bergumam, “Ya, paham. Aku akan segera ke sana.” Setelah menutup telepon, Chris berdiri di tempatnya selama beberapa detik, seolah berpikir keras. Laura melangkah mendekat, menyentuh lengannya dengan ringan. “Ada masalah?” Chris tersenyum, tapi senyumnya hambar. “Bukan masalah besar. Mama cuma ... ya, kamu tahu sendiri.” Laura tidak b
Terakhir Diperbarui : 2025-08-01 Baca selengkapnya