Laura menatap pantulan wajahnya di cermin kamar mandi. Cahaya matahari yang merayap masuk justru membuat lingkar hitam di bawah matanya semakin jelas. Rambutnya berantakan, pipinya pucat, dan matanya tampak bengkak. Ia menarik napas panjang, mencoba merapikan penampilannya, namun rasa lelah itu terlalu melekat.Ia tahu penyebabnya. Semalam atau tepatnya dini hari tadi telepon dari Max membuat seluruh pikirannya kacau. Kata-kata lelaki itu masih terngiang, nadanya yang berat, intens, nyaris seperti menghipnotisnya. Dan setelah menutup telepon, matanya tak kunjung bisa terpejam lagi.Laura memutar keran air, membiarkan air hangat mengalir dan menutupi tubuhnya. Uap tipis mulai memenuhi ruangan, namun itu tak cukup untuk mengusir rasa dingin yang bersarang di dadanya. “Kenapa aku begini?” gumamnya pelan, hampir tak terdengar di sela suara gemericik.Matanya terpejam, membiarkan aliran air membasuh wajah, berharap bisa membilas rasa bersalah yang menumpuk. Laura menggenggam sisi wasta
Last Updated : 2025-08-15 Read more