Suara panci kecil berdenting pelan saat Kirana mengaduk sayur bening di atas kompor.Dari rice cooker, nasi hangat mengepul harum, menyatu dengan wangi telur dadar dan sambal terasi yang baru saja ia tata di atas meja.Pagi itu, seperti biasa, Kirana bangun lebih awal. Ia sudah terbiasa menyiapkan sarapan untuk suaminya, Arga, meski belakangan ini ada yang berubah. Tatapan mata Arga sering kali jauh, senyumnya hambar, dan pelukannya sudah terlalu lama tidak terasa di kulit Kirana.Di meja makan, sudah tertata dua piring nasi, telur dadar renyah dengan pinggiran keemasan, dan sambal terasi buatan Kirana yang dulu selalu dipuji Arga.Kirana melirik jam dinding yang berdetak pelan di atas lemari es—pukul 06.30. Biasanya, di jam segini, Arga sudah duduk di kursi makan sambil membaca berita di ponselnya, satu tangan memegang cangkir kopi hitam.Dengan napas tertahan, Kirana menyeka tangannya pada celemek motif bunga yang sudah mulai pudar warnanya, lalu berjalan pelan ke arah kamar mereka.
Huling Na-update : 2025-07-15 Magbasa pa