Fajar baru saja menyapa, menembus tirai tipis dengan semburat oranye pucat. Ruangan itu sunyi, hanya suara detik jam yang terdengar samar. Aurora mengerjap pelan, tubuhnya terasa berat, otot-ototnya nyeri seakan baru melewati badai. Tangannya meraba sisi ranjang. Dingin. Kosong. Aurora memutar tubuh, matanya mencari tapi Damian tidak ada. Hanya seprei kusut yang ternoda merah samar, bukti malam yang mengikat segalanya. Dadanya berdegup aneh, antara malu, bingung, dan... entah apa lagi yang menyelinap. Di atas bantal, selembar kertas terlipat rapi. Aurora meraihnya dengan tangan bergetar. Tulisan Damian, tegas, maskulin: “Aku pergi sebentar, istriku. Ada hal yang harus aku selesaikan. Jangan takut, jangan mencoba kabur. Aku akan kembali… untukmu.” — Db Aurora menggigit bibir. Surat itu sederhana, tapi meninggalkan gejolak. Ke mana Damian pergi? Kenapa terasa seperti pesan perpisahan?
Terakhir Diperbarui : 2025-07-28 Baca selengkapnya