Keesokan paginya, matahari menyelinap lewat celah tirai jendela kayu. Udara Venesia masih dingin, tapi damai. Aurora terbangun lebih dulu. Ia duduk di sisi ranjang, mengenakan sweater tipis, menatap Damian yang masih tertidur, dadanya naik-turun pelan. Untuk sesaat, dunia terasa hening. Ia menyentuh lengan Damian perlahan. “Hei... kita harus bangun.” Damian membuka mata, mengerjap sebentar, lalu duduk. “Kamu mimpi buruk lagi?” Aurora menggeleng, tersenyum kecil. “Enggak. Cuma... kepikiran. Kita semakin dekat, tapi rasanya makin banyak pintu yang harus dibuka.” Damian berdiri, meraih jaketnya, dan memeriksa senjata yang disembunyikan di dalam kantong rahasia. “Toko parfum kemarin bukan sekadar toko, kan?” Aurora mengangguk. “Wanita tua itu tahu banyak, tapi nggak semua dia mau bilang.” Mereka memutuskan kembali ke gang tempat toko parfum itu berada. Tapi toko itu… hilang. Yang tersisa hanya bangunan kosong dengan pintu digembok dan jendela dilapisi kayu. Tak ada jejak botol
Last Updated : 2025-08-03 Read more