Hujan di luar semakin deras, menimpa jendela apartemen dengan ritme yang kadang lembut, kadang menghentak. Di dalam, apartemen terasa seperti dunia lain—hangat, tegang, dan penuh energi yang sulit dijelaskan. Hanya ada cahaya temaram dari lampu samping tempat tidur, menciptakan bayangan panjang dan intim.Rayhan menatap Alesha. Sorot matanya seperti bara yang tak padam, bukan lagi api yang membakar secara liar, melainkan bara yang hangat dan pasti, menembus ke dalam hati Alesha.Jeda hening itu hanya sekejap. Tanpa kata, Rayhan memperpendek jarak. Bibir mereka kembali bertemu, bukan dengan tergesa, melainkan dengan kelembutan yang dalam, seolah mencicipi janji yang telah lama tertunda. Ciuman itu dimulai perlahan, bibir atas dan bawah saling mengunci, berbagi kehangatan dan rasa manis.Napas mereka beradu. Rayhan mengerang pelan di sela ciuman, memindahkan satu tangannya dari punggung Alesha ke wajahnya, ibu jarinya membelai tulang pipi yang halus. Alesha merespons, tangannya mera
Terakhir Diperbarui : 2025-10-14 Baca selengkapnya