“Jangan mulai, Sayang. Kita sudah hampir kehabisan waktu,” Rayhan memperingatkan, tapi tangannya yang memegang spatula justru berhenti.Alesha tidak mendengarkan. Ia mulai menciumi punggung Rayhan, lalu mencium area yang terbuka di leher dan bahu Rayhan, meninggalkan jejak basah dan panas.“Hanya sebentar, Om. Aku tidak mau kamu pergi dengan aroma telur di pikiranmu,” goda Alesha, lalu ia menarik tubuhnya, meraih sisi kemeja Rayhan yang terbuka, dan menciumi dada Rayhan.Sentuhan kaus Rayhan yang longgar di tubuh Alesha, kontras dengan kulit Rayhan yang hangat, adalah provokasi yang mematikan. Rayhan memejamkan mata, merasakan gejolak di perutnya.“Lesh … kita sedang di dapur. Ada banyak pisau di sini,” Rayhan bergumam, berusaha keras untuk menahan diri.Alesha menyambut tantangan itu. Ia berbalik, bersandar pada meja dapur yang dingin, lalu menarik Rayhan mendekat ke tubuhnya. Kaus longgar Alesha tersingkap sedikit, memperlihatkan pahanya.Rayhan tidak bisa menahan diri lagi.
Last Updated : 2025-10-26 Read more