Tubuh Nala kini beristirahat dengan damai di altar kristal. Rantai merah telah lenyap, digantikan sinar biru yang berdenyut lembut, seolah jiwanya sedang dipeluk cahaya murni. Kyara, yang sejak tadi berdiri di pinggir lingkaran ritual, akhirnya menghela napas panjang.“Kalian… berhasil melewati ujian pertama,” ucapnya, suaranya tenang namun penuh hormat. “Kalian menghadapi bayangan dari jiwa Nala, dan juga bayangan dalam hati kalian sendiri.”Itachi berdiri dengan susah payah. Tubuhnya masih gemetar, peluh bercucuran, namun sorot matanya kini berbeda—lebih tajam, lebih yakin. Di sampingnya, Aoka menopang bahunya, wajahnya juga pucat namun tetap tegar.Kyara melangkah maju. Dengan tongkatnya, ia mengetukkan ujung bulan sabit ke lantai es. Suara dentuman bergema, lalu lantai di depan altar mulai bergetar, retak, dan membuka jalan menuju lorong lain yang lebih dalam.“Namun itu baru awal,” kata Kyara, matanya menatap tajam. “Ujian berikutnya akan menyingkap sesuatu yang jauh lebih berbah
Last Updated : 2025-09-18 Read more