Meilin menunduk singkat, tapi nada suaranya tetap tenang. “Benar, Yang Mulia."Sebuah suara lembut tapi tegas datang dari arah belakang. "Aku tidak menyangka, kamu melakukannya dengan baik sekali, Meilin.”Anli muncul dari balik bayangan pepohonan, berjalan perlahan. Matanya yang buram menatap lurus ke depan, seolah tahu persis apa yang baru saja terjadi.“Suara perkelahianmu cukup keras untuk membangunkan setengah istana,” katanya ringan.“Kak…” Meilin menahan napas lega, lalu berbalik ke arah Ling Yue. “Yang Mulia, Anda tidak terluka, kan?”Ling Yue menatap kedua perempuan di depannya, yang satu buta tapi bisa berjalan dengan tenang, dan yang satu pelayan muda yang baru saja mengalahkan empat pria bersenjata tanpa ragu.Hatinya bergetar entah karena apa. Takut, kagum, atau… malu karena tadi nyaris menyerah.“Aku baik-baik saja,” jawabnya akhirnya. Suaranya pelan, tapi ada nada terhormat yang kembali. Ia memandangi Meilin, sebelum menunduk sedikit. “Terima kasih.”Meilin tersenyum ke
Last Updated : 2025-11-07 Read more