Tanisha tidak menyangka undangan itu akan datang begitu saja, tanpa rencana, tanpa aba-aba panjang.Langit baru saja pulang ke rumah di tengah hari, sesuatu yang jarang terjadi belakangan ini. Ia bahkan masih mengenakan kemeja kerja, jasnya tersampir di lengan, dasi sudah dilepas. Wajahnya terlihat lelah, tapi tidak kusut. Justru tenang dengan cara yang aneh—seolah lelaki itu sedang memutuskan sesuatu di kepalanya sejak lama.“Kita makan siang di luar,” ucap Langit singkat, begitu saja, seperti mengajak berhenti sebentar di lampu merah.Tanisha yang sedang duduk di ruang keluarga menoleh, sedikit terkejut. “Sekarang?”“Iya.”“Mas nggak ada agenda?”Langit menggeleng. “Saya kosongkan.”Kalimat itu terdengar sederhana, tapi Tanisha tahu, bagi Langit, mengosongkan waktu di tengah hari bukan hal remeh. Ada banyak rapat, banyak urusan partai, banyak panggilan yang biasanya tidak bisa ditunda.Tanisha sebenarnya sudah tidak memikirkan apa pun soal kejadian di DPP beberapa waktu lalu. Luka i
Last Updated : 2025-12-17 Read more