Tanisha tidak tahu sudah berapa kali ia bolak-balik kamar mandi pagi itu.Setiap kali mencoba makan sesuatu, tubuhnya langsung menolak. Mualnya bukan sekadar pusing ringan, tapi datang seperti gelombang tajam yang menyapu perut dan dadanya sekaligus.Ia bersandar di wastafel, wajahnya pucat, mata berkaca-kaca, napasnya pendek.Tubuhnya lemas, seolah seluruh tenaga diambil dari dalam tulang. Tapi, ia memaksa berdiri tegak, memercikkan air ke wajahnya, berusaha terlihat normal.“Kenapa sih, badan…” gumamnya lirih, memegang perutnya yang sedikit menegang.Semalam ia ngidam sesuatu — makanan dari luar daerah yang aromanya khas dan sulit ditemukan di kota. Ia ingin Langit yang membelikannya. Harus Langit. Tapi ia sadar, itu mustahil. Langit sedang berada ratusan kilometer dari rumah, di wilayah terdampak bencana, sibuk membantu warga yang kehilangan segalanya.Dia tidak mungkin manja.Dia tidak ingin menjadi beban.Akhirnya ia nekat membeli sendiri makanan itu pagi-pagi buta, bahkan sebelu
Last Updated : 2025-12-11 Read more