Saat malam menjelang, usai jamuan makan malam lebih tepatnya, Leon baru bisa pulang ke istana sayap timur menemui Ana. Ketika ia masuk ke dalam kamarnya, ruangan itu kosong. Ana tidak berada di sana. Dengan langkah gelisah, Leon pun menyusuri lorong yang remang menuju perpustakaan. Ketika ia membuka pintu kayu raksasa tersebut, tampak cahaya lilin memantulkan bayangan seorang gadis sedang membaca sebuah kitab. Ia duduk di kursi paling ujung dengan wajah yang serius. Bahkan ia tidak menyadari siapa yang datang menghampirinya. Namun ketika hembusan angin membanting jendela yang terbuka, barulah Ana terkesiap. Ia berdiri menatap jendela. Ia berjalan mendekati jendela dan menutupnya rapat, memastikan angin tidak lagi mengusik waktu belajarnya. Saat ia akan berbalik, ia tak kalah terkejut mendapati sosok lengan besar memeluknya dari belakang. Kepalanya berlabuh pada lehernya, mengendus lembut, menghidu aroma rose yang menguar dari tubuhnya. “T-tuan, kau mengagetkanku,” katanya sedikit
Last Updated : 2025-11-06 Read more