Rowan terdiam ketika merasakan sesuatu yang hangat menabrak punggungnya. Begitu ia berbalik, Ana memeluknya dengan erat. Tangisnya pecah. “Ayah,”Rowan terpaku. Dadanya bergetar hebat. Pundak putrinya berguncang. Ia mengencangkan pelukannya seraya berbisik. “Aku marah dan kesal padamu, Ayah. Tapi kau tak bisa pulang begini. Aku tak mau mengabaikanmu seperti ini, Ayah,” suara Ana pecah, tersendat di tenggorokan.Rowan tersentuh mendapat pelukan dari putrinya. “Ana, putriku, maafkan Ayah. Ayah memang layak dibenci. Tapi satu hal yang perlu kau tahu, Ayah melakukan ini untuk melindungimu. Ayah takut kau membencinya, membenci Ayah. Jadi Ayah memilih kebohongan itu. Ayah tahu, itu kesalahan fatal,”Alih-alih merenggang, pelukan Ana pada ayahnya semakin kencang, seolah ia tak rela melepas kepergiannya. Ketika tangisannya mereda, ia menarik tangannya, menatap ayahnya dengan perasaan yang campur aduk. “Ayah, aku tidak butuh Ayah yang sempurna. Aku hanya butuh Ayah yang apa adanya dan jujur,”
Last Updated : 2025-11-15 Read more