Leon mendekat. Suara langkah kakinya di lantai batu membuat Ana makin salah tingkah. Sampai tiba-tiba ia mendengar suara gesekan logam kecil. Ana menoleh tanpa sengaja.Leon sedang melepas topeng hitam yang selalu melekat di wajahnya. Gerakan tangannya lambat, penuh wibawa, seolah melepas beban lama. Ana tertegun. Matanya sampai tidak berkedip. Ketika topeng itu benar-benar jatuh ke meja batu, napas Ana tercekat.Wajah Leonhart terbuka sepenuhnya untuk pertama kalinya. Hidungnya mancung sempurna, rahangnya tegas, bibirnya tipis, dan sepasang mata tajam itu bersinar indah di balik temaram cahaya lilin. Satu hal lagi yang tidak luput dari pandangannya, mengejutkan, tidak ada bekas luka, tidak ada cacat seperti yang selama ini digosipkan. Justru ketampanannya begitu memukau, membuat Ana sulit berpaling.Ana hampir menjatuhkan gayung yang ia pegang. “Y- Yang Mulia…” gumamnya lirih, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Leon.Leon menoleh cepat, sorot matanya tak terbaca. “Apa ada
Last Updated : 2025-09-04 Read more