Kanara sudah mengenakan pakaian rumah sakit berwarna pucat, longgar, dan dingin di kulitnya. Rasa asing itu menambah sesak yang sejak tadi menempel di dadanya. Seorang perawat datang, mendorong kursi roda, menyuruhnya duduk.Roda berderit pelan, membawa tubuhnya melewati lorong yang terasa terlalu sunyi. Bau obat antiseptik menusuk hidungnya, seakan mengingatkan bahwa ia sedang menuju ruang di mana sebagian dari dirinya akan diambil paksa.Sesampainya di depan pintu ruang tindakan, pintu itu terbuka otomatis. Cahaya putih menyilaukan keluar, menusuk matanya. Perawat membantunya naik ke brankar, lalu mendorongnya masuk.Kanara hanya menatap lampu besar di atas kepalanya, sinarnya menyilaukan, dingin, dan tak berperasaan. Saat obat bius perlahan masuk melalui infus di lengannya, kesadarannya mulai memudar. “Tarik napas dalam, jangan melawan. Tenang saja, sebentar lagi selesai,” suara itu datar, tak ada emosi, tapi menusuk seperti ironi. Karena bagi Kanara, tidak ada yang terasa sebenta
Huling Na-update : 2025-08-23 Magbasa pa