Suara Bu Pur dan Pak Dodi yang meledak di ruang tamu membuat udara seketika bergetar. “APA?! HAMIL?!” teriak Bu Pur, suaranya melengking seperti cambuk yang menyayat keheningan. Tangannya refleks terangkat, dan tanpa pikir panjang, ia menampar pipi Riris. Plak! Riris terhuyung sampai badannya terdorong ke ujung kursi. Pipinya langsung memerah. Air mata jatuh deras tanpa bisa ia bendung. “Kamu uda Gila ! Malu-maluin orang tua!” bentak Bu Pur lagi, tubuhnya gemetar antara marah, kecewa, dan rasa gengsi yang terinjak. Riris menunduk, suaranya tersendat-sendat. “Maaf, Bu… aku…. aku nggak bermaksud… aku…” Namun sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, tangan Bu Pur kembali terangkat, kali ini lebih keras, siap mendarat lagi memukul Riris. Ario yang sejak tadi membeku, seketika bergerak. Ia maju, memeluk tubuh Riris, menutupi tubuh perempuan yang mengandung anaknya dengan tubuhnya sendiri. “ Tolong Bu.. Aku mohon, pukul aku saja. Jangan pukul Riris!” suara Ario pecah, napasn
Last Updated : 2025-11-06 Read more