Indra nggak pulang semalaman. Bagi Puspa, hal itu sama sekali bukan kejutan, ia sudah duga itu sejak awal. Keesokan harinya, saat buka mata, ia hanya dapati sisi ranjang kosong. Dengan tenang, ia bangkit dan pergi cuci muka, seolah semuanya sudah jadi kebiasaan. Ketika ia turun ke bawah, Bu Sekar menyapanya, “Nyonya, apa perlu aku siapkan sarapan sekarang?”Puspa mengangguk pelan. Kucing yang dibawa pulang Indra tampaknya sudah sangat terbiasa. Begitu Puspa baru saja duduk, hewan kecil itu langsung merapat manja, menggesekkan tubuhnya ke kakinya. “Meong!"Tatapan Puspa jatuh pada perlengkapan lengkap yang disiapkan untuk pelihara kucing, mangkuk makan, mainan, bahkan tempat tidur khusus. Hatinya terasa aneh. Benar saja, hanya tuan rumah yang bisa dengan mudah siapkan semua ini. Sedangkan kucingnya, Si Belang, bahkan sebuah tempat tidur sederhana pun nggak bisa bertahan. Meski si kecil berusaha mencari belaian, Puspa tetap nggak kasih respon apa pun. Bu Sekar merasa heran. “Nyonya
อ่านเพิ่มเติม