Puspa terdiam dua detik, lalu berbalik meninggalkannya.“Puspa!” Indra hendak bangkit kejar dia, tapi baru saja gerak, lengannya sudah ditarik erat oleh Wulan. Dengan suara gemetar penuh kepanikan, ia berteriak, “Jangan pergi! Kak Indra, jangan tinggalkan aku.”Langkah kaki yang sempat terhenti itu, jatuh begitu jelas di telinga Puspa. Matanya penuh dengan ironi. Hatinya sakit, tenggorokannya perih, bahkan kedua matanya pun terasa nyeri. Entah kapan hujan mulai turun di luar. Hujan gerimis menimpanya, membuatnya merasa kedinginan. “Nyonya, biar aku antar pulang.”Cakra berlari keluar menyusulnya. Dengan suara nyaris berbisik, Puspa bertanya, “Indra, apa dia sempat mikir untuk ngabarin aku?”Cakra berusaha merangkai kata-kata, “Tuan sebenarnya ingin.”Namun kalimatnya belum selesai, Puspa sudah memotong dingin, “Jangan bohong lagi, buat apa nutupin dia. Pesawat sudah terbang setengah jam yang lalu.”Selama waktu itu, nggak ada satu pun telepon darinya. Indra jelas sudah lupa sama s
Read more