Wilson menatap tajam, suaranya dingin tapi penuh ketegasan, “Indra, meskipun keluargamu berkuasa di Kota Ubetu, yah nggak berarti kamu bisa seenaknya injak-injak hukum. Kalau Puspa mau cerai, nggak bisa gara-gara kamu nggak mau, itu tentukan semuanya.”Ia maju selangkah, setiap kata ditekan dengan kuat, “Kamu merasa bisa permainkan dia hanya karena dia nggak punya siapa-siapa yang belain. Tapi dengar baik-baik, Puspa nggak sendirian. Selama dia mau cerai, aku akan dukung dia sampai akhir.”Tatapan Indra menggelap, pupil hitamnya penuh badai yang hendak meledak. Sementara itu, wajah tampan Wilson nahan emosi yang dalam, matanya berkaca-kaca dengan lembut. “Indra, masih ada orang yang hargain dia.”Kalimat itu baru saja terucap, kepalan Indra langsung mendarat keras di wajahnya. Wilson terhuyung ke belakang. Indra segera cekal kerah bajunya, suara rendahnya bagai es menusuk tulang, “Sudah kubilang, jangan berharap dapatkan wanita yang bukan milikmu! Puspa itu istriku. Singkirkan pikira
더 보기