Nggak peduli seberapa keras Wulan nangis dan meronta, sikap Indra tetap nggak berubah, keputusan sudah bulat untuk kirim dia pergi.Ia terlebih dulu antar Keluarga Hasmita kembali ke rumah asal, minta mereka bereskan barang-barang, karena pesawat mereka berangkat besok pagi.Begitu tiba di depan rumah, Indra sama sekali nggak tunjukkan niat untuk temani mereka naik ke atas. Ia hanya berhenti sebentar, lalu langsung putar setir dan pergi, tinggalkan debu jalanan di belakang mobilnya.Begitu pintu rumah tertutup, topeng “anak yang pengertian” yang selama ini Wulan kenakan, runtuh seketika. Air mata mengalir deras, hatinya penuh gejolak. Kenapa bisa begini? Ini sama sekali bukan hasil yang ia mau!Saras segera raih putrinya, peluk erat tubuhnya yang bergetar, tepuk-nepuk punggungnya pelan. “Nggak apa-apa, sayang. Selama ayah dan ibu masih ada, selalu ada jalan.”Wulan tarik napas dalam, berusaha tenangkan diri. “Benar, masih ada cara. Masih ada anak.”Saras sontak menoleh. “Anak? Tapi, k
Magbasa pa