Home / Romansa / Pelayan Cantik Tuan Arogan / Bab 131 - Mengatur Cara

Share

Bab 131 - Mengatur Cara

last update Last Updated: 2025-10-26 13:00:34

Kembali ke kota setelah beberapa hari di Bali, Gian merasa seolah menapak dunia baru.

Udara panas yang biasanya membuatnya cepat gelisah kini terasa biasa saja, seolah pagi itu menyalakan sesuatu di dalam dirinya.

Sebuah tekad baru yang tak lagi hanya tentang cemburu dan obsesi, tapi tentang perubahan nyata.

Saat memasuki gedung kantor, langkah Gian sudah berbeda.

Ia tidak lagi memasuki ruangan dengan emosi meledak-ledak, tidak lagi membentak staf karena kesalahan kecil, dan tidak lagi membiarkan kemarahan menguasai setiap percakapan.

Karyawan yang melihatnya pertama kali menatap heran, bahkan beberapa ada yang menahan napas karena sulit percaya.

“Bos sudah kembali, apa yang terjadi. sepertinya sekarang ia sudah jauh lebih baik ?” salah satu staf bertanya ragu.

Mereka melihat Gian duduk di kursinya, menatap layar komputer dengan tenang, wajahnya masih dingin, tapi aura gelap y
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pelayan Cantik Tuan Arogan   Bab 141 - Ketegangan Rapat

    Pagi itu, udara di ruang rapat utama terasa berat, nyaris menyesakkan. Dinding kaca tinggi yang biasanya memancarkan kesan modern dan megah kini justru memantulkan bayangan-bayangan cemas para penghuni ruangan.Pendingin ruangan berdengung pelan, tapi hawa panas seperti menempel di kulit, menekan dari dalam.Beberapa anggota direksi sudah duduk di kursi masing-masing. Wajah mereka menegang, sebagian sibuk menunduk menatap dokumen, sebagian lain melirik ke arah pintu.Bisik-bisik kecil terdengar, seolah mereka tengah menebak arah angin akan berembus dari mana hari ini.Pintu terbuka perlahan. Afie melangkah masuk.Langkahnya mantap, tidak tergesa, tapi cukup kuat untuk mengubah suasana ruangan. Jas putih krem yang ia kenakan memberi kesan elegan sekaligus tegas.Rambutnya disanggul rapi, hanya menyisakan beberapa helai yang jatuh lembut di sisi wajah. Namun, di balik kelembutan itu, matanya menyimpan badai yang siap meledak kapan saja.

  • Pelayan Cantik Tuan Arogan   Bab 140 - Gebrakan Gian

    Langkah Gian terdengar mantap menyusuri koridor hotel mewah di pusat kota. Lantai marmer memantulkan kilau lampu gantung besar, menambah kesan megah sekaligus hampa.Malam itu, jas hitamnya terpasang rapi, rambutnya tertata, dan wajahnya serius. Ia bukan sedang menghadiri pesta glamor, bukan pula jamuan bisnis biasa.Ia punya misi lain, jauh lebih berisiko: menyusup ke lingkaran rekan bisnis Risman, mencari celah untuk menguak rahasia gelap yang tersembunyi selama bertahun-tahun.Sejak perpisahannya dengan Afie, hatinya diliputi penyesalan. Setiap kali mengingat wajah Afie, ada rasa bersalah yang terus menggerogoti.Ia tahu, saat itu ia terlalu lemah, terlalu takut untuk bersikap.Kini, saat badai bisnis dan reputasi tengah melanda, Gian menyadari satu hal: perjuangan Afie bukan hanya soal bisnis, tapi juga hidup dan masa depan.Jika ia masih memiliki kesempatan untuk menebus kesalahan, malam ini adalah awalnya.Ia berhenti sejenak di

  • Pelayan Cantik Tuan Arogan   Bab 139 - Pertemuan Bisnis

    Afie menutup laptopnya perlahan, sorot matanya masih tertuju pada layar yang kini gelap. Undangan rapat mendadak yang ia terima semalam masih menimbulkan rasa curiga di hatinya.Bagaimana mungkin sebuah rapat direksi yang begitu penting tidak pernah dijadwalkan sebelumnya? Perasaan itu membuatnya gelisah, meskipun ia mencoba tetap tenang di depan semua orang. Pagi itu, ia sengaja datang lebih awal ke kantor.Jalanan masih lengang, udara sejuk, dan cahaya matahari belum terlalu terik. suasana hatinya tetap berat.Bayangan tentang Gian yang masih berkeliaran di pikirannya, gosip-gosip buruk yang mulai menyebar, dan kini rapat direksi mendadak, semua itu seperti menumpuk menjadi beban baru. Afie sedang merapikan dokumen-dokumen di meja kerjanya ketika sebuah suara bariton menyapanya dari ambang pintu. “Sepertinya pagi ini kamu terlalu serius, Afie.” Afie mendongak cepat. Sorot matanya membulat kecil

  • Pelayan Cantik Tuan Arogan   Bab 138 - Kecurigaan Om Risman

    Ruang kerja Risman terasa panas meskipun AC menyala. Beberapa hari terakhir, ia merasakan sesuatu yang berbeda pada Afie.Gadis itu, yang selama ini terlihat lugu dan mudah ditebak, kini bergerak dengan kewaspadaan yang membuat bulu kuduknya berdiri.Pandangan matanya tajam, geraknya hati-hati, seolah selalu menyembunyikan sesuatu. Risman, dengan naluri bisnisnya yang tajam, langsung mencium ada bahaya di depan mata.“Afie tidak mungkin tiba-tiba berubah tanpa alasan,” gumamnya, matanya menatap layar laptop yang menampilkan laporan harian perusahaan.Ia meneguk kopi pahitnya dalam sekali teguk, tetapi rasanya seperti air biasa, tidak mampu menghangatkan hatinya yang semakin tegang.Ia teringat hari beberapa hari lalu, ketika Afie sempat menghilang sebentar di lantai atas, masuk ke ruang lama ayahnya.Sejak saat itu, tatapan matanya selalu berbeda: bukan lagi sekadar dingin, tetapi penuh kewaspadaan. Risman tahu, ada sesuatu yang

  • Pelayan Cantik Tuan Arogan   Bab 137 - Bicara Dengan Kakak

    Langkah Afie terasa berat ketika meninggalkan ruang kerja ayahnya. Meski hatinya penuh tekad, beban di pundaknya tak bisa dipungkiri semakin besar.Map PRIVATE yang kini tersimpan di dalam tasnya terasa bagai bara api membakar, sekaligus memberi cahaya jalan. Setibanya di ruangannya, Afie duduk sejenak, berusaha menenangkan diri. Nafasnya masih tersengal, bukan karena lelah fisik, melainkan gejolak batin yang tak kunjung mereda. Di layar laptopnya, salinan digital dari dokumen itu sudah tersimpan dengan aman, diberi kode sandi yang hanya ia tahu.Afie sadar. ia tidak bisa menyimpan rahasia ini sendirian terlalu lama. Ada seseorang yang berhak tahu dan bisa menjadi sandaran yaitu kakaknya Ryan. Sore itu, di kafe kecil dekat gedung kantor, Afie duduk menunggu Ryan. Ia memilih sudut ruangan yang agak sepi, agar percakapan mereka tak mudah didengar. Aroma kopi dan roti panggang mengisi udara, menenan

  • Pelayan Cantik Tuan Arogan   Bab 136 - Surat Dari Ayah

    Udara di luar kantor mulai terasa panas ketika matahari beranjak naik. Bagi Afie, hawa yang menyelimuti dirinya justru dingin dan menyesakkan, dingin yang datang bukan dari cuaca, melainkan dari hati yang resah dan penuh pertanyaan.Seusai rapat pagi yang berjalan begitu menegangkan, Afie tidak langsung kembali ke ruangannya. Ia memilih berjalan perlahan menyusuri koridor yang sepi, membiarkan langkah kakinya menuntun ke arah yang bahkan ia sendiri tidak yakin.Sejak semalam, pikirannya terusik oleh satu hal. Sesuatu yang muncul begitu tiba-tiba, seperti bisikan dari masa lalu yang menolak dilupakan.Sore kemarin, tepat sebelum ia mematikan lampu ruang kerjanya, sebuah pesan masuk ke ponselnya dari nomor tak dikenal.Pesan itu singkat, namun membuat jantungnya berdegup tak karuan.“Non Afie, kalau mau tahu kenapa perusahaan bisa goyah sejak dulu, coba cek brankas di ruang kerja Alm. Tuan Besar. Ada berkas yang beliau sembunyikan.”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status