Pelukan itu berlangsung cukup lama, namun akhirnya keduanya sama-sama tersadar.Alisha buru-buru menarik tubuhnya, wajahnya merah padam, jantungnya masih berdetak tak karuan. Doni pun melepaskan tangannya, lalu berpaling ke arah lain, merasa bersalah sekaligus bingung.“Kita… apa yang barusan kita lakukan?” suara Alisha gemetar.Doni menunduk, mencoba mengatur napasnya. “Aku… maaf, alisha. Aku nggak seharusnya…”“Aku juga minta maaf,” potong Alisha cepat, seolah ingin menghapus jejak kejadian itu. “Aku terbawa suasana. Aku… aku harus pulang.”Ia berdiri tergesa, meraih tasnya. Tapi sebelum sempat melangkah, tiba-tiba lampu kamar kos itu padam. Kegelapan menelan ruangan.“Ahh!” Alisha menjerit kecil, panik. Suaranya bergetar ketakutan. Doni segera berlari kecil mendekati Alisha. Menyentuhnya kembali.“Tenang, Alisha… tenang,” Doni segera meraih tangannya. Sentuhan itu hangat, kokoh. “Ini cuma mati lampu. Mungkin dari gardu listrik yang terbakar. Nggak apa-apa, aku di sini.”Doni neroco
Última atualização : 2025-09-15 Ler mais