Library

Maghanap

Home / Romansa / Karena Anak, CEO Memohon Jadi Suamiku / Kabanata 151 - Kabanata 160

Lahat ng Kabanata ng Karena Anak, CEO Memohon Jadi Suamiku: Kabanata 151 - Kabanata 160

196 Kabanata

Bab 151 Memalukan Sekali

Sasha terbangun saat tengah malam karena merasa tidak nyaman. Dia beranjak dari ranjang, lalu pergi ke kamar mandi. Setelah beberapa saat, dia kembali dan berdiri di sisi ranjang, ragu-ragu apakah mau membangunkan Briar atau tidak.Tanpa perlu dipanggil, Briar sudah bangun sendiri. Dia duduk dengan tangan bertumpu di belakang sambil bertanya, "Ada apa?"Sasha membalas dengan malu-malu, "A ... aku merasa agak sakit."Briar tidak mengerti. Dia bertanya lagi, "Mana yang sakit?"Sasha tidak menjawab dan hanya menatap Briar. Setelah beberapa saat, Briar mengusulkan, "Bagaimana kalau kita ke rumah sakit saja?"Ke rumah sakit? Membayangkan saja sudah memalukan. Namun, rasanya sakit sekali. Sasha menyahut dengan suara pelan, "Kalau begitu, ya sudah."Setengah jam kemudian, Sasha berbaring di ranjang pemeriksaan UGD. Dia menutupi matanya dengan lengan. Wajahnya memerah karena malu.Selesai memeriksa dengan tenang, dokter berbalik sambil melepaskan sarung tangan dan membuangnya ke tong sampah. D

Bab 152 Aku Pacarnya

Sasha sama sekali tidak terkejut melihat Nelly ada di rumah Keluarga Khamauri. Sejak Cody tidak dekat dengan Nelly, Nelly terus mencari kesempatan untuk mendekatkan hubungan mereka.Sasha dan Briar tidak ada di rumah. Ini tentu memudahkan Nelly untuk melancarkan aksinya.Nelly duduk di samping Cody dan menatap ke kamera bersamanya. Dia tersenyum sembari menyapa, "Briar."Briar langsung menyingkir dari layar, tetapi suaranya tetap terdengar. Dia bertanya, "Cody minum obat dengan patuh nggak? Ada dengar ucapan Nenek?"Cody menjawab, "Ada kok. Aku sangat patuh."Vanessa tertawa kecil di samping sebelum berkomentar, "Oh ya? Terus, siapa yang menangis hari ini?"Begitu hal itu diungkit, Cody mengerucutkan bibirnya lagi. Dia menatap Sasha di layar sambil berkata, "Tapi, aku kangen sama Mama."Hati Sasha langsung luluh. Dia hanya bisa bertutur, "Mama akan pulang beberapa hari lagi. Tunggu Mama dengan patuh ya. Nanti Mama akan belikan banyak hadiah untukmu."Cody menarik napas, lalu bertanya,

Bab 153 Seleranya Bagus Juga

Sasha tertegun sejenak, lalu segera sadar. Dia dan Briar keluar bersama. Dilihat dari hubungan mereka, jika bukan pasangan kekasih, berarti suami istri.Briar berkata seperti itu juga supaya tidak repot. Namun, itu malah membuat Sasha teringat kejadian pindah rumah dulu, saat Briar memberi pelajaran pada tetangganya yang mesum. Tetangga itu salah mengira bahwa Sasha adalah pacar Briar.Saat itu, sikap Briar tidak seperti sekarang. Dia menyangkal dengan ekspresi dingin dan takut terseret masalah dengan Sasha.Pria itu sedikit canggung. Dia cepat-cepat berdiri dan berkata, "Maaf, aku nggak tahu." Kemudian, dia bertutur pada Sasha, "Maaf ya. Aku sudah lancang."Briar menatap pria itu beberapa detik. Itu adalah tatapan peringatan. Kemudian, Briar merangkul Sasha sambil berjalan kembali ke hotel. Dia bertanya, "Siapa pria itu?"Sasha tentu saja tidak tahu, jadi dia menyahut, "Nggak kenal."Briar terkekeh-kekeh sebelum menimpali, "Ajak mengobrol ya? Seleranya bagus juga."Setelah berjalan se

Bab 154 Mulutnya Cerewet, Apa pun Berani Dikatakan

Begitu kembali ke kamar, Sasha mandi lebih dulu. Ketika keluar, kebetulan ponselnya yang dilemparkan ke ranjang berdering. Itu adalah panggilan video dari rumah lama. Sasha segera menjawabnya.Begitu panggilan tersambung, terlihat Cody sedang berbaring di ranjang dan sudah mengenakan piama. Jelas sekali dia sudah mengantuk. Dia terus rewel dan merengek mau mencari orang tuanya.Sasha mendengar Vanessa menghela napas. Vanessa sudah mencoba menidurkannya cukup lama, tetapi Cody tetap tidak mau tidur. Anak kecil itu bersikeras mau bertemu Sasha dan Briar.Ketika berbicara, ponsel didekatkan ke arah Cody. Sasha bertutur dengan lembut, "Cody, lihat. Mama di sini."Sasha buru-buru membujuk, "Cody, tidur ya. Mama melihatmu di sini."Cody menyipitkan mata. Begitu melihat Sasha, dia mengerucutkan bibir sembari memanggil, "Mama."Beberapa detik kemudian, Cody bertanya, "Mana Papa?"Sasha berdiri dan berjalan keluar. Dia awalnya mengira Briar ada di ruang tamu kecil di luar, tetapi ternyata tidak

Bab 155 Sudah Sembuh

Sasha tidak melihat seperti apa kedua pria itu berakhir setelah dihajar. Namun, dia tetap agak khawatir setiap kali keluar. Dia bertanya, "Nggak akan ada masalah, 'kan? Aku dengar mereka bilang mau lapor polisi."Briar menimpali, "Abaikan saja. Itu cuma gertakan. Mereka berdua nggak akan berani."Sasha mengangguk sembari menyahut, "Baguslah." Kemudian, dia bertanya, "Tadi kamu ke mana? Cody hubungi kita. Sebelum tidur, dia merengek mau ketemu kita berdua."Briar buru-buru meraih ponsel dan bertanya, "Dia sudah tidur belum?"Sasha membalas, "Sudah. Aku bilang padanya, besok pagi kamu akan hubungi dia. Begitu bangun, dia bisa langsung melihatmu. Setelah aku bilang seperti itu, dia baru mau tidur dengan berat hati."Briar meletakkan kembali ponselnya, lalu menjelaskan, "Aku turun untuk tanya tentang pesta api unggun besok, kapan dimulai dan seperti apa acaranya."Sasha menunggu sebentar. Mendengar Briar hanya mengatakan itu, Sasha bertanya lagi, "Itu saja?"Briar tak kuasa menahan tawa. D

Bab 156 Lagi-lagi Tertipu oleh Briar

Mereka tidak mengobrol terlalu lama dengan Cody. Anak kecil itu kembali berbaring lagi.Kali ini, Vanessa tidak ada di samping. Rena menyampaikan bahwa Cody langsung bangun begitu langit terang, langsung minum obat setelah makan, dan tidak rewel. Kondisinya selalu baik. Mungkin Cody sudah terbiasa dengan obat baru. Sekarang, Cody mengantuk karena bermain terlalu lama.Sasha sangat senang. Dia menenangkan Cody dengan suara lembut. Anak kecil itu memeluk boneka yang dibeli oleh Briar, lalu tertidur sambil tersenyum.Panggilan video sudah berakhir. Briar berdiri, meletakkan ponsel ke dalam sakunya, dan merapikan kerah Sasha. Katanya, "Ayo. Kita turun untuk makan."Mereka berdua pergi ke restoran dan duduk di tempat kemarin. Pada waktu ini, tidak banyak orang di restoran. Sasha melirik ke tempat duduk keempat gadis itu kemarin. Tanpa berpikir panjang, dia langsung berkomentar, "Empat gadis yang main voli kemarin itu lumayan cantik ya.""Main voli?" Briar berpikir sejenak sebelum tersadar.

Bab 157 Apa Kamu Berani Bilang Tidak Suka Padanya?

Briar membelakangi pintu restoran. Sasha tidak bisa melihat ekspresinya, tetapi nada bicaranya cukup jelas. Briar berujar, "Kalian menjenguk orang di rumah sakit? Kelihatannya, hubungan kalian cukup baik ya."Beberapa gadis itu tampak terkejut. Mereka menjelaskan, "Kami semua berteman. Mereka terluka dan dirawat rumah sakit. Lagi pula, kami juga nggak ada urusan, jadi jenguk mereka saja."Briar menyindir, "Nggak sampai patah tulang juga perlu dirawat di rumah sakit? Dua teman kalian itu manja juga ya."Beberapa gadis itu sama sekali tidak tahu, Briar yang menghajar kedua pria itu sampai dirawat di rumah sakit. Mereka tersenyum canggung, lalu mengatakan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya cedera pada beberapa jaringan. Dokter menyarankan untuk diobservasi selama dua hari di rumah sakit.Briar berujar, "Baiklah. Tinggal di rumah sakit saja biar nggak buat masalah. Bagus juga."Obrolannya jelas tidak nyambung, jadi gadis yang bernama Elvina maju selangkah dan mengalihkan topik pembicaraa

Bab 158 Kali Ini, Anggap Kamu Lolos

Sasha tidak diam terlalu lama di ruang tidur. Lantaran tahu Briar dan Rizky mau membahas urusan pekerjaan, dia melontarkan sindiran kepada Rizky, lalu keluar.Sasha duduk di sofa. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat-lihat. Kala ini, dia baru melihat pesan dari Charlotte. Ada belasan pesan yang dikirim saat Sasha dalam perjalanan kembali ke hotel.Setelah membaca semua pesan itu, Sasha sedikit terkejut.Hari ini, Charlotte pergi ke kantor polisi lagi untuk menyerahkan beberapa berkas tambahan, sekaligus menanyakan perkembangan kasus. Pada saat itu, dia baru tahu bahwa Kennedy juga ditahan.Trixie menanggung semua tuduhan agar suaminya bisa bebas dari masalah. Namun, tidak disangka suaminya tetap tertangkap.Charlotte mengatakan polisi yang melayaninya hari ini membocorkan sedikit informasi. Ada tekanan dari atas agar kasus ini segera masuk ke tahap penuntutan. Polisi itu juga mengatakan bahwa ada yang memberikan bukti kejahatan Kennedy. Buktinya sangat lengkap.Tidak disebut siapa ya

Bab 159 Bagaimana Kalau Bertemu?

Mereka semua sudah dewasa. Pria itu tentu merasakan penolakan Briar padanya. Begitu melihat Briar datang, pria itu berdiri dan mengatakan masih harus latihan lagu untuk pertunjukan. Setelah berpamitan dengan Sasha, dia membawa gitarnya pergi.Sasha menoleh menatap Briar, lalu bertanya, "Bagaimana persiapan di pantai? Sudah beres?""Nggak tahu. Aku nggak perhatikan," sahut Briar duduk di sebelah Sasha.Sasha mengernyit. Sebelum pergi, Briar mengatakan mau pergi ke pantai untuk melihatnya. Briar juga memang ke sana. Akhirnya, dia malah tidak memperhatikan?Briar memandang panggung kecil itu, lalu mengalihkan topik pembicaraan. Dia menyindir, "Kamu cukup berjodoh dengannya sampai bisa bertemu di sini."Sasha baru sadar bahwa yang Briar maksud adalah pria gitar itu. Dia menimpali, "Bukannya kamu dan beberapa gadis itu juga sama? Lagi pula, kita semua tinggal di hotel ini. Kemungkinan untuk bertemu memang besar. Tapi, pertemuanmu yang waktu itu benar-benar karena berjodoh."Setelah disindir

Bab 160 Pantas Mendapatkannya

Pesta api unggun akan resmi dimulai belasan menit lagi. Ada pertunjukan di setiap panggung.Sasha dan Briar sudah sampai di tepi laut. Sasha sedang mengangkat ujung gaunnya dan bermain sambil menendang-nendang air laut. Begitu mendengar ada suara dari panggung, dia segera menoleh sembari berkata, "Ayo, acaranya sudah mulai."Briar membawa sandal Sasha, sama sekali tidak terburu-buru. Dia menarik Sasha dan bertutur, "Mulai ya mulai saja. Nggak ada hubungannya denganku."Briar menunduk memandang kaki Sasha. Kaki Sasha basah karena air laut dan dipenuhi pasir. Briar mengernyit. Katanya, "Harus dibersihkan dulu."Sasha mengangkat kaki, lalu menggoyangkannya sambil menimpali, "Nggak apa-apa."Selesai berbicara, Sasha berseru. Briar tiba-tiba membungkuk untuk menggendongnya dengan gaya ala pengantin.Sasha memeluk leher Briar secara refleks dan bertanya, "Kamu mau apa?"Briar berjalan ke arah laut, lalu menurunkan Sasha di atas batu karang. Dia juga naik dan membantu Sasha berjalan ke depan.

PREV

...

...

NEXT

I-scan ang code para mabasa sa App

DMCA.com Protection Status