Tanganku mengepal. Urat di pelipisku menegang. Putri semakin mendekat, matanya penuh nafsu yang dibungkus dengan senyum licik. Aku bisa mencium aroma parfumnya yang menusuk hidung, dan entah kenapa itu malah membuatku semakin muak."Aku sudah bilang, berhenti, Putri. Jangan paksa aku," suaraku parau, mencoba tegas.Tapi bukannya berhenti, dia malah meraih ponselnya. Dengan cepat, layar menyala, dan aku melihat pantulan wajahku di kamera. Dia tersenyum puas, lalu mendekat, tubuhnya sengaja ditempelkan ke arahku."Kak Dion…" suaranya mendesah pelan, "lihat, kalau aku rekam begini… kita kelihatan mesra banget."Tubuhku kaku. Aku segera menahan tangannya, berusaha menurunkan ponsel itu. "Putri! Hentikan! Jangan bodoh!"Dia justru terkekeh, tawa kecilnya menusuk telingaku seperti pisau. "Kenapa? Takut? Kalau Kak Dion menurut sama aku malam ini, video ini akan aman. Tapi kalau tidak…" ia mengangkat ponselnya tinggi-tinggi, "…aku sebar, biar semua orang lihat. Biar Bunga juga tahu kalau kela
Last Updated : 2025-09-21 Read more