Tubuh Andini mendarat di atas ranjang, masih dalam pelukanku. Bibirnya tak memberiku kesempatan bernapas, panas, menuntut, dan penuh gairah. Aku merasa benar-benar terhanyut, seolah dunia di luar kamar ini sudah tidak ada.Tanganku bergerak liar, menarik blazernya hingga terlepas begitu saja. Dia tidak menolak, malah membantuku dengan gerakan cepat, melepaskan pakaian satu per satu. Andini, ratu es yang dulu selalu dingin, kini berubah menjadi api yang membakar habis kendaliku."Andini…" nafasku terengah di sela ciuman, "kamu benar-benar gila malam ini."Dia menatapku dengan senyum penuh tantangan, jemarinya dengan berani menyusuri dadaku. "Biarlah, Kak. Karena aku sudah terlalu lama menunggu momen ini. Dan malam ini… aku tak akan membiarkanmu lepas dariku."Deg!Ucapannya membuatku makin terguncang. Aku benar-benar kehilangan arah.Aku menunduk, menciumi lehernya, bahunya, hingga membuatnya melenguh pelan. Suara itu… membuat darahku mendidih. Dia bukan lagi ratu es yang kaku, dia mel
Last Updated : 2025-09-25 Read more