Awalnya Putri masih tampak keberatan, ekspresinya seperti anak kecil yang nggak mau kalah. Dia mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya, membuatku semakin gelisah. "Aku mau kamu temenin sekarang, Kak. Hari ini."Aku terdiam, lalu mencoba lagi dengan nada lebih lembut, "Dua hari lagi gimana? Aku kosongin waktuku khusus buat kamu. Aku bakal nemenin, dari siang sampai malam. Aku janji nggak akan nolak."Putri menatapku lama. Aku bisa melihat bagaimana ia menimbang-nimbang ucapanku. Lalu akhirnya dia menghela napas panjang, menyerah tapi tetap dengan wajah kekeuh."Baiklah," jawabnya. "Dua hari lagi. Malam Minggu nanti. Kamu harus siap, Kak Dion. Nggak ada alasan, nggak ada penolakan. Pokoknya kamu harus datang dan temenin aku!"Jantungku langsung berdetak lebih cepat. Aku hampir menyesali kata-kataku sendiri. Tapi aku juga tahu, ini satu-satunya cara agar aku bisa lepas hari ini.Aku tersenyum kaku, mencoba meyakinkan. "Akan aku usahakan, Putri."Dia langsung menggeleng, menatapku lebih tajam
Last Updated : 2025-09-10 Read more