Aku duduk di ujung sofa, kedua tanganku saling menggenggam di atas lutut. Udara ruang tamu Bu Dewi terasa semakin berat, seperti ada sesuatu yang menekan dadaku. Dari tadi aku berusaha mencari cara yang halus untuk pergi, tapi setiap kali pandanganku bertemu matanya, bibirku kelu.Dia duduk di sebelahku, menatapku dengan senyum lembut yang entah kenapa justru membuatku gugup. “Kamu nggak apa-apa, Dion?” tanyanya pelan. “Kok diam aja?”Aku menghela napas panjang. “Saya cuma takut, Bu.”“Takut apa?”“Takut… kalau saya pergi sekarang, nanti Ibu marah.”Dia menatapku lama, lalu tertawa kecil. “Marah? Aku nggak akan marah, Dion. Aku cuma pengen kamu di sini lebih lama, itu aja. Tapi kalau kamu takut, ya sudah…” ucapnya dengan nada yang justru terdengar seolah menguji.Aku tahu maksud di balik kalimatnya. Bu Dewi memang tidak mengancam secara langsung, tapi aku bisa merasakannya, kalau aku menolak, dia bisa saja melakukan sesuatu yang membuat semuanya berantakan.Aku menelan ludah, lalu ber
Last Updated : 2025-11-12 Read more