Suara ketukan itu terdengar keras, memecah ketegangan di kamar. Alya langsung berusaha duduk, tubuhnya masih lemah, napasnya tersengal. Revan menoleh cepat, rahangnya mengeras. Ia berjalan ke arah pintu dan membukanya dengan gerakan tegas.Di depan pintu berdiri Arman, wajahnya tegang, mata tajam menatap putranya.“Kamu keterlaluan, Van.”Revan menahan napas sejenak, lalu berkata datar, “Kenapa, Pa?”Nada suaranya tenang, tapi jelas menahan gejolak.Arman melangkah masuk tanpa diminta. Tatapannya dingin, penuh tekanan.“Kenapa kamu usir Alisha?” suaranya berat tapi tajam. “Dia cuma mau nemenin kamu jaga Alya, malah kamu bentak suruh keluar!”Revan menarik sudut bibirnya, tawa kecil lolos dari tenggorokannya, bukan karena lucu, tapi sinis.“Oh, jadi dia ngadu ke Papa?”Arman menatap putranya tajam, nadanya meninggi. “Mau taruh dimana muka Papa ini, Van? Kamu selalu memperlakukan Alisha dengan buruk, padahal dia itu tulus, baik sama kamu!”Revan menghembuskan napas keras, menatap ayah
Last Updated : 2025-10-07 Read more