Tubuh mereka akhirnya jatuh lemas, masih saling menempel. Revan mengecup lembut kening Alya, suaranya serak tapi hangat, “Jadi mau peluk?”Alya tersenyum malu, pipinya masih memerah. “Jadi…” bisiknya singkat.Revan terkekeh kecil, jemarinya terulur merapikan helai rambut Alya yang jatuh di keningnya. “Nggak mau lagi?” tanyanya menggoda, senyumnya samar namun penuh arti.Alya langsung memerah, buru-buru menggeleng. “Nggak, Van… Aku capek.”Revan tersenyum tipis. “Ya udah, ayo tidur.”Ia merebahkan tubuh di samping Alya, lalu menarik selimut menutupi mereka berdua. Alya segera merapat, melingkarkan lengannya di pinggang Revan dan menyandarkan kepala di dada bidangnya.“Malam, Van…” bisiknya pelan, suara bergetar tenang.Revan menatapnya sejenak, lalu menunduk mengecup bibir Alya singkat. “Malam, Alya…” ucapnya rendah sebelum merebahkan diri di sampingnya.Alya segera merapat, memeluknya erat, lalu memejamkan mata dengan tenang.***Pagi itu Alya bangun lebih dulu. Ia menoleh, meliha
Last Updated : 2025-09-24 Read more