Tetapi malam ini wajahnya tidak ramah. Matanya menatap Elena dengan dingin, bibir tersenyum tapi tidak tulus."Tabib Elena," katanya sambil berhenti beberapa langkah di depan. Suaranya lembut tapi ada nada tajam di dalamnya."Kau datang lagi, mencampuri tempat yang bukan milikmu."Elena tidak bergerak. Wajahnya tenang, tidak menunjukkan emosi apapun."Tempat ini menerima siapa pun yang membawa perak dan keahlian," jawabnya dengan nada yang datar.Camelia melangkah mendekat. Tumit sepatunya berdenting di lantai kayu, menciptakan bunyi yang bergema."Layla kembali tampil," katanya sambil menyipitkan mata. "Semua karena ramuanmu, bukan?""Yang sembuh adalah tubuh," jawab Elena sambil menatap Camelia dengan mata yang tajam. "Bukan harga diri orang lain."Camelia berhenti. Wajahnya berubah merah, tangan gemetar di samping tubuh."Kau seharusnya belajar tunduk," katanya dengan suara yang bergetar marah. "Di sini, aku yang berkuasa."Pelayan di sampingnya melangkah maju. Tangannya menarik se
Last Updated : 2025-10-13 Read more