Elena menuliskan nama-nama guru seni istana yang ia dengar dari gosip para pelayan, beserta reputasi dan harga mereka. Kebanyakan terlalu mahal dan terlalu berisiko, karena mereka akan melaporkan setiap murid baru kepada Selir Wanda."Ada cara lain," gumam Elena sambil menatap tulisannya. "Cara yang tidak akan menarik perhatian.""Cara apa, Nona?"Elena tidak langsung menjawab. Pikirannya kembali ke Paviliun Bunga Teratai, ke lampion merah yang bergoyang, ke musik yang merdu, dan ke tawa-tawa pramuria yang terlatih dalam seni merayu."Besok," katanya akhirnya, "kita akan kembali ke kota. Ada sesuatu yang perlu kuatur."Ratmi menatap Elena dengan mata yang penuh pertanyaan, tetapi ia tidak bertanya lebih lanjut. Ia sudah cukup lama bersama Elena untuk tahu bahwa ketika Elena membuat keputusan, tidak ada yang bisa mengubahnya.Matahari merekah, mucnul di ufuk Timur, sinarnya tampak hangat di luar jendela.Cahaya keemasan mulai menyusup masuk, menandai dimulainya hari baru. Tetapi bagi E
最終更新日 : 2025-10-02 続きを読む