Pagi setelah hujan semalam terasa lebih ringan.Udara segar menelusup dari jendela yang dibiarkan terbuka, membawa aroma tanah basah dan daun-daun yang baru disiram langit. Ayla menyiapkan sarapan sederhana nasi goreng, telur mata sapi, dan kopi hitam yang masih mengepul.Nayaka baru keluar dari kamar, rambutnya masih agak berantakan.“Bau kopinya enak banget,” katanya sambil tersenyum, nada suaranya lebih lembut dari biasanya.Ayla hanya melirik sekilas, lalu menjawab santai, “Kopi baru. Aku beli kemarin di toko pojok dekat taman.”Nayaka duduk, mengambil sendok. “Kamu nggak marah lagi?”“Marah?” Ayla tertawa kecil. “Aku nggak sempat marah, Nay. Aku cuma capek mikir.”Ia berkata dengan ringan, tapi ada sesuatu di balik nada itu. Nayaka tahu, Ayla belum sepenuhnya tenang, tapi pagi itu ia memilih untuk tidak membahasnya. Ia menatap istrinya lama, seolah ingin menghafal setiap detail kecil cara Ayla menatap, menyibak rambut, bahkan caranya diam.Setelah sarapan, Nayaka berangkat ke kan
Last Updated : 2025-11-02 Read more