Sudah seminggu sejak malam itu malam ketika Ayla dan Nayaka akhirnya berhenti saling menghindar.Sejak hari itu, rumah kecil mereka terasa berbeda. Bukan sepenuhnya damai, tapi lebih hidup.Ada suara tawa kecil di pagi hari, aroma masakan hangat saat sore, dan langkah kaki yang tak lagi terasa asing di malam hari.Pagi itu, Ayla sedang menata meja makan sambil bersenandung kecil.Ia menyiapkan roti panggang dan telur mata sapi, lalu menuang kopi ke dua cangkir.Suara derit pintu membuatnya menoleh, melihat Nayaka keluar dari kamar dengan rambut acak dan kemeja yang belum dikancingkan sempurna.“Pagi,” katanya dengan suara serak.“Pagi,” balas Ayla, menatapnya dari kepala sampai kaki. “Kamu lupa nyisir?”“Aku pikir rambut acak itu gaya,” jawab Nayaka sambil tertawa kecil.Ayla tersenyum. “Kalau kamu nggak buru-buru, bisa aku bantu sisirin sekalian.”Nayaka berhenti, menatapnya, lalu duduk di kursi. “Serius, nih?”“Serius,” jawab Ayla, mengambil sisir di rak kecil dekat dapur. Ia berdir
Terakhir Diperbarui : 2025-11-01 Baca selengkapnya