Cahaya biru redup menari di dinding kamar ketika malam mulai merambat semakin dalam. Ayla terbangun dengan napas terengah, tubuhnya masih terasa hangat setelah pendar merah di pergelangan tangannya perlahan memudar. Di sisi tempat tidur, Nayaka duduk diam, memegangi kepalanya sendiri, seolah menahan sesuatu yang berdenyut dari dalam.“Apa kau merasakannya juga?” tanya Ayla pelan.Nayaka menatapnya. Iris matanya, yang biasanya berwarna abu gelap, kini memantulkan cahaya tipis biru, sama seperti pendar di tangan Ayla. Ia menatap telapak tangannya, yang bergetar halus. “Aku rasa… sekarang kita saling terhubung.”Ayla menatapnya lama. Lalu, tiba-tiba, sensasi aneh menjalar di tubuhnya. Degup jantung Nayaka ia bisa merasakannya, samar tapi nyata, berdetak di dalam dirinya sendiri.“Ini gila…” bisiknya. “Kita… satu denyut?”Nayaka mengangguk pelan. “Dual Sync. Aku dulu hanya mendengarnya dari data lama Pulse. Tapi seharusnya... ini tidak mungkin terjadi secara alami.”Ia berdiri, melangkah
Huling Na-update : 2025-10-17 Magbasa pa