Malam itu, rumah Arvanden akhirnya terasa sunyi.Bukan sunyi yang menakutkan seperti hari-hari sebelumnya, tapi semacam jeda ruang napas yang lama mereka lupakan.Ayla duduk di ruang makan, menatap dua cangkir teh yang mulai mendingin.Sementara di dapur, Nayaka sibuk mencuci piring dengan gerakan yang terlalu pelan, seolah menunda sesuatu yang tak ingin diakhiri.“Kamu bisa duduk aja, tahu,” kata Ayla akhirnya.Nayaka menoleh, bibirnya menahan senyum samar. “Kalau aku duduk, kamu bakal bilang aku nggak bantu.”“Kalau kamu terus cuci piring, aku bakal mikir kamu sengaja ngindar.”Ucapan itu membuat Nayaka berhenti. Ia menatap piring di tangannya, lalu menaruhnya pelan. “Aku nggak ngindar, Ay. Aku cuma takut ngomong salah.”“Kenapa harus takut?”“Karena setiap kali aku mau jujur, rasanya seperti bakal kehilangan kamu.”Ayla menatapnya lama, sebelum akhirnya berdiri dan menghampiri.Tangannya mengambil lap, mengeringkan piring di sampingnya. “Kamu nggak akan kehilangan aku cuma karena j
Terakhir Diperbarui : 2025-10-24 Baca selengkapnya