Cahaya lampu sorot menyilaukan. Suara sutradara menggema keras di antara kru yang berlarian di lokasi syuting malam itu. Ambar berdiri di tengah set — mengenakan gaun putih panjang, wajahnya dipoles sempurna, tapi matanya terlihat letih. “Take 7, Scene 18!” teriak sutradara. “Dan… action!” Ambar melangkah perlahan, memainkan ekspresi sendu. Kamera mengikuti gerakannya, menangkap setiap kedipan, setiap tarikan napas. Namun di sela konsentrasi itu, ia merasakan sesuatu yang aneh — seperti ada tatapan yang menembus dari balik kamera. Dingin. Menyusup. Membuat bulu kuduknya berdiri. “Cut!” teriak sutradara. “Good job, Ambar! Tapi tolong jangan terlalu cepat menunduk di akhir, ya. Kita ulang sekali lagi.” Ambar mengangguk. Ia berusaha tersenyum, meski jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Sementara itu, di luar pagar set, sebuah mobil hitam berhenti pelan. Vero turun dengan mantel panjang dan topi hitam, menyembunyikan sebagian wajahnya. Damar menyusul di belakang, membaw
Última atualização : 2025-10-18 Ler mais