Sudah tiga minggu sejak Ambar melihat video Ivan bersama perempuan lain di Bali. Luka itu belum sembuh. Ia bisa tertawa di depan orang lain, tapi begitu sendiri, hatinya kembali remuk. Ada saat-saat ketika ia menatap langit-langit kamarnya dan bertanya, apakah semua yang ia lakukan selama ini sia-sia?Malam itu, Rani mengajaknya keluar. “Kamu nggak bisa terus-terusan di rumah. Yuk, kita keluar. Minum, ngobrol, lihat dunia,” bujuknya.Ambar mendesah. “Ran, aku lagi nggak mood ketemu orang.”“Justru itu! Jangan biarkan dirimu terperangkap di kamar terus. Aku tahu kamu kuat, tapi kamu juga butuh udara baru. Ayo, temenin aku sebentar aja.”Ambar akhirnya luluh. Ia tak ingin membuat sahabatnya kecewa. Dan di lubuk hatinya, mungkin benar ia butuh sesuatu yang berbeda—sekadar keluar dari lingkaran gelap pikirannya.Bar di Seminyak itu ramai, lampu temaram memantulkan kilau di gelas-gelas kristal. Musik house berdenyut, menelan suara percakapan. Aroma alkohol bercampur wangi parfum mewah peng
Terakhir Diperbarui : 2025-08-04 Baca selengkapnya