Uma menutup pintu kamar dengan hati-hati. Adek sudah terlelap, wajah mungilnya lelah namun puas. Tidurnya tenang sekali. Hati Uma nyeri—betapa ia ingin terus berada di sisi buah hatinya, menemaninya setiap saat. Tapi waktunya telah habis. Ia harus pulang.Sambil berjingkat, ia melangkah keluar. Namun baru beberapa meter, suara Tari, pengasuh Adek menghentikannya.“Bu Uma… maaf, Bu. Ibu ditunggu di ruang kerja.”Uma menoleh, keningnya berkerut. “Ditunggu? Oleh siapa?”Tari menunduk dalam. “Semua orang, Bu."Jantung Uma berdetak kencang. Ada apa lagi ini? Namun, ia mengangguk singkat. “Baiklah.”Saat tiba di ruang kerja, ada pemandangan tidak biasa. Ruangan penuh oleh keluarga inti Tjokro: Bu Mirna, Arya, Vivi, Aryani, Andika, serta Pak Firman, pengacara keluarga. Semua mata terarah padanya begitu ia melangkah masuk.Wajah Bu Mirna paling mencolok—masam, getir, nyaris seperti mencium bangkai. Vivi duduk dengan tatapan meremehkan, lengannya melingkar manja di lengan Arya. Sedangkan Arya
Last Updated : 2025-09-17 Read more