Owen sengaja bertanya balik, "Sengaja apa?"Jilly menggertakkan gigi menahan kesal. Baru saja amarahnya hendak meledak, tiba-tiba perutnya justru berbunyi nyaring karena lapar. Owen langsung paham, lalu segera menyodorkan sendok saringan padanya. "Jangan sungkan, makanlah yang banyak."Wajah Jilly seketika berubah, dia lalu menggerutu pelan, "Benar-benar pendendam ...."Namun tak peduli lagi soal gengsi, dia berdiri dan mengambil saringan untuk menciduk daging dari panci. Di hadapannya ada kuah tomat bening dan kuah pedas. Tanpa ragu, dia memilih kuah pedas.Ketiga orang itu pun menyantap hotpot di tengah asap panas yang mengepul. Jilly makan dengan lahap, bahkan sampai mengikat rambutnya dengan karet agar lebih leluasa dan memperlihatkan leher putih jenjangnya.Owen mengernyitkan dahi melihat cara makan Jilly yang rakus. Sampai-sampai dia ragu, apakah wanita ini benar-benar seorang artis terkenal? Sama sekali tidak menjaga citra, juga terlihat tidak peduli pada manajemen tubuhnya.Buk
Read more