Maggie menatap jarum infus di punggung tangannya dalam diam, lalu tersenyum getir pada dirinya sendiri sebelum menekan tombol panggil perawat.Tak lama kemudian, seorang perawat mendorong troli masuk ke ruang rawat. Dia menunduk untuk memindai kode QR di gelang identitas Maggie, lalu bertanya santai, "Mana suamimu? Dalam kondisi seperti ini nggak boleh tanpa pendamping keluarga. Kamu harus telepon dia, masih ada surat pemberitahuan rawat inap yang perlu ditandatangani keluarga."Maggie tertegun sejenak, lalu refleks menjawab dengan bahasa isyarat.[ Dia ada urusan, sudah pergi duluan. Aku sendiri juga bisa. ]Perawat itu sempat melongo, jelas tak menyangka pasien ini tidak bisa bicara. Dia tersenyum canggung sambil meminta maaf, "Maaf, ya. Ini obat terakhir, setelah cairannya habis kamu bisa tekan bel panggil di samping ranjang. Suratnya nanti saja, nggak perlu sekarang."Maggie mengangguk pelan, bibirnya melengkung membentuk senyum getir.Ruangan kembali sunyi. Dia membuka ponselnya,
続きを読む